Selasa, 23 November 2010

Kriteria Penilaian Papburi dalam Teknik Pelaksanaan

Sebagaimana telah kita ketahui bersama ( terutama kicaumania yang sudah terbiasa ikut lomba di event Papburi ) bahwa Papburi menentukan burung peserta lomba yang berhak menyandang gelar juara  dinilai dari lima aspek yaitu : Variasi/irama lagu, Panjang pendek lagu, Volume suara, Kerajinan /durasi kerja, dan Gaya/penampilan burung.
Variasi/irama lagu mempunyai bobot nilai yang paling tinggi ( range nilai 4 – 9 ), disusul aspek panjang pendek lagu ( range 4 – 8 ), kemudian aspek volume suara ( range nilai 4 – 7 ), selanjutnya aspek kerajinan/durasi kerja ( range nilai 4 – 7 ), dan terakhir aspek gaya/penampilan ( range nilai 4 – 7 ).
Dari lima aspek tersebut ada tiga aspek yang menurut Papburi sebagai nilai utama yang penting yaitu Variasi/irama lagu, Panjang pendek lagu, dan Volume suara. Sehingga bila ada peserta lomba yang kebetulan mempunyai nilai total yang sama maka penentuan pemenang akan dilihat dari nilai tertinggi prioritas pertama yaitu aspek Variasi/irama lagu. Baru kemudian Panjang pendek lagu,Volume suara, Kerajinan, dan terakhir Gaya/penampilan.

Mungkin yang belum banyak diketahui oleh publik adalah setiap juri yang bertugas pada saat lomba hanya menilai tiga aspek saja. Misalnya juri A menilai Variasi lagu, Panjang pendek lagu, dan Kerajinan.; Juri B menilai Volume, Variasi dan Gaya ; Juri C menilai Volume, Panjang pendek lagu, Kerajinan Dan Juri D menilai Variasi, Panjang Pendek, Gaya.
Sistem penilaian tersebut yang dipergunakan oleh Papburi Solo karena memang pakem penilaian Papburi seperti itu meskipun pada awalnya Papburi menggunakan teknik pelaksanaan dengan setiap juri menilai lima aspek kriteria sekaligus. Pertanyaannya mengapa Papburi Solo hanya memakai 3 kriteria penilaian saja untuk setiap juri? Secara akumulatif sebenarnya 3 penilaian ini sudah memenuhi target kelima kriteria tersebut. Kilas balik berjalannya waktu ketika teknik penjurian ini dijalankan sudah dipertimbangkan dengan berbagai alasan yaitu :

  • Karena hasil akhir sistem penilaian ini terbentuk dan dijalankan dengan sistem ranking dari semua nilai peserta 1 - 60  maka juri perlu lebih konsentrasi pada lap- perlap untuk menentukan 10 besar. Dengan adanya 3 kriteria nilai ini juri diharapkan akan lebih vokus pada tugasnya sehingga penilaian akan lebih akurat.
  • Dengan pembagian tugas masing-masing juri ini akan mempermudah sarana kontrol dan distribusi waktu pada juri untuk mengaplikasikan pengamatannya menjadi bentuk nilai.
  • Untuk pertimbangan sistem yang lebih fairplay dimana apabila ada kesalahan salah satu juri tidak akan bisa mempengaruhi atau memenangkan salah satu peserta lomba

Pelaksanaan teknik penjurian ini sudah melalui Diklat Juri Papburi beberapa waktu lalu di Yogyakarta dengan diprakarsai antara lain oleh Bapak Wawan dan Om Kian Sing dan beberapa tokoh peletak dasar sistem penjurian ini diciptakan. Setelah dipelajari dan dievaluasi akhirnya teknik itulah yang dipakai Papburi sampai sekarang menggantikan teknik pelaksanaan penilaian satu juri yang menilai lima aspek sekaligus.

Sependapat dengan itu menurut Ketua Papburi Solo om Puguh Laropstars, dengan cara penilaian satu juri menilai tiga aspek ini akan membuat juri semakin fokus dalam menilai burung, memperoleh waktu yang cukup, dan yang lebih penting dengan teknik tersebut akan meminimalisir juri untuk berbuat salah. Seorang juri tidak akan bisa menambah ataupun mengurangi nilai menurut kepentingannya sendiri dan apabila itu terjadipun tidak akan bisa memenangkan salah satu peserta, karena penilaian 1 juri yang salah tidak akan bisa memenangkan penilaian dari juri lainnya,” kata om Puguh Laropstars. “
Om Puguh juga mengingatkan perlunya diklat ataupun workshop juri yang berkesinambungan agar semua permasalahan yang mungkin timbul bisa diatasi dan diantisipasi. Mohon juga suatu ketika Papburi berkembang di manapun agar menggunakan dan menjaga sistem dan teknik penilaian ini untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dengan melalui penyampaian yang benar dan jelas.


Senin, 22 November 2010

Lomba Penutup Tahun 2010

Dengan berbagai pertimbangan dan usulan event "Best of The Best" yang biasanya dijadikan sebagai lomba penutup di setiap tahunnya pada tahun ini direncanakan akan diundur pada bulan Januari 2011. Hal mendasar yang menjadikan tertundanya event BOB adalah karena memberi kesempatan pada pemenang lomba tahun ini yang beberapa waktu lalu sempat terkena imbas bencana erupsi gunung Merapi agar bisa mendapat kesempatan cukup untuk mempersiapkan jagoannya.
Berikut brosure lomba 12 Desember 2010 :