Sabtu, 13 Oktober 2012

Budidaya burung kenari tanpa konsep neka-neka

Konsep peternakan burung kenarinya sangat sederhana, hanya bertujuan mencetak anakan kenari dan beberapa burung indukan impor dan lokal.

Demi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, juga mencari kesibukan selepas masa baktinya pensiun dari Lapas Sukamiskin Bandung, Dayat Sudrajat, yang pekerjaan sebelumnya karyawan Lapas yang dikhususkan untuk para koruptor negeri ini, sekarang kehidupan pribadinya dipenuhi suara indah kenari dan hasil ternakannya.

ternak burung kenari

induk betina burung kenari AF

pejantan burung kenari red frost

Indukan kenari jantan yellow mozaik

Piyikan atau anak burung kenari penangkaran Dayat

Ada 20 kandang penjodohan dan tempat ternaknya dalam usaha penangkaran burung kenari ini. Beberapa indukan Kenari jenis Red Intensif, Yellow Mozaik, Black Red dan Red Frost menjadi andalannya dalam mencetak kenari berwarna indah. Tidak ada target khusus darinya. Berawal dari coba-coba menjadi sesuatu yang berguna baginya.

“Perawatan kesehariannya dibantu anak saya Hendra, mulai proses perkawinan peneluran sampai penetasan saya tangani bersama anak saya,” ujar Dayat.

“Pemilihan indukan saya serahkan kepada anak saya, dia yang memilih calon dan jenis indukannya,” lanjutnya.

Tidak neko-neko

Bapak yang beralamat persis di belakang Lapas Sukamiskin Bandung ini, tidak neko-neko dalam usaha berternaknya. Ada tiga poin yang mendasari keberhasilannya dalam beternak burung kenari.
Pertama program yang terarah, disusul fokus pada kegiatan yang manfaat dan yang terakhir bergegas menuju pekerjaan berikutnya jika tugas sebelumnya sudah selesai.

Tiga poin tersebut menjadi landasannya dalam beternak kenari. Meski sederhana pemikirannya dalam mengawali kegiatan berternak, landasan struktural yang dibangun menjadi manajemen disiplin tersendiri yang patut diacungi jempol.

Pembelajaran secara otodidak, memberikan arti baginya, bahwasannya berternak kenari mudah bila dilakukan sepenuh hati. Beberapa basil ternakannya sudah terbang ke para penghobi, meski tidak kejar tayang dalam kegiatan ternaknya. Hal ini memberikan kesibukan yang positif bagi Dayat dan sang anak.

 “Pembelajaran terjadi bersamaan dengan masa kegiatan berternak. Kendala-kendala kerap ditemui, tetapi hal ini merupakan proses alami dalam pembelajaran. Masa pensiun menjadi lebih indah, dikarenakan kegiatan ternak ini, selain menghasilkan juga menjadi kesenangan tersendiri bagi saya,” katanya menutup pembicaraan.(Ricky-BnR)