Konsep penjurian sudah melalui berbagai tahapan dan proses. Berbagai percobaan untuk membuat suatu sistem yang fair dan mewakili semua pihak tidaklah mudah. Harapan dibuatnya sistem ini tentunya dilatar belakangi kepentingan bersama untuk menjaga penilaian dan kinerja juri sehingga dengan sebuah sistem diharapkan dapat memuaskan semua pihak. Berikut sistem penjurian yang kita terima dari Papburi Jogya yang selama ini dijadikan tonggak penjurian sistem Papburi
1. Volume : Burung yang bersuara atau bervolume baik menurut papburi adalah burung yang bersuara keras, bening dan mengkristal, burung yang bersuara keras tapi pecah dan kasar tidak lebih baik dari yang pelan tapi bening mengkristal. Bentangan nilai untuk aspek ini adalah 2-7 atau untuk lebih mudahnya kita bedakan menjadi amat pelan / lirih, pelan, cukup, keras kasar, pelan mengkristal dank eras mengkristal. Kwalitas suara umumnya dipengaruhi oleh kesehatan saluran nafas bagian atas, power / tenaga dari asupan gizi / makanan dan pembawaan kwalitas sejak lahir / keturunan.
2. Variasi lagu : Variasi lagu yang baik menurut papburi adalah lagu yang terdiri dari lantunan beraneka ragam irama atau dalam bahasa manusia bisa dikatakan berisi kata / phrasa yang terkemas dalam bait yang merdu, melodis, harmoni. Ada juga yang mengatakan lagu yang baik adalah lagu yang banyak mengandung variasi / isian sehingga bisa terdengar tidak hanya di telinga tapi sampai mampu menyentuh hati. Istilah melodis dan harmonis disini menunjukan bahwa penataan irama menjadi kunci, variasinya banyak tapi penataan iramanya tidak tepat, terlalu cepat, terlalu lambat juga tidak bisa mendapatnilai maksimal. Speed bisa rapat bisa renggang, tidak semua speed rapat itu baik, tidak semua speed renggang itu buruk, yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana cara burung membawakan lagu khusus untuk kenari isian ciblek, black throat, Edel Zanger, Gelatik dsb akan mendapat bobot yang sama, yang menjadi perhatian bukan apa isiannya tapi bagaimana membawakan lagunya. Kenari Indonesia yang ideal 60% suara kenari umum (ngentir) 40% suara isian non kenari. Kenari yang hamper 100% isian akan menempati grade dibawahnya. Bentangan nilai untuk aspek ini adalah 5 – 9. Lagu buruk, biasa / cukup, baik, amat baik, istimewa.
3. Panjang lagu : Aspek ini juga mempunyai bobot yang cukup vital kerena bentangan nilai dari 5- 8. Burung yang berlagu panjang adalah yang mampu melantunkan satu bait lagu panjang tanpa putus, dengan berbagai variasi kalau panjang tapi monoton tentu bilainya akan berbeda dengan yang panjang bervariasi.
4. Kerajinan : Dalam aspek ini yang diukur adalah kesenjangan atau jeda siburung dalam menyanyikan lagu, semakin sempit jedanya nilai kerajinan akan semakin tingi. Dalam waktu 10 menit apabila rata – rata panjang lagu 30 detik, kemudian si burung mampu bernyanyi 12 – 15 kali sudah masuk kategori luar biasa rajin, tapi bobot nilai untuk aspek ini tidak begitu krusial hanya 5 – 7
5. Gaya / Penanpilan : Aspek ini menilai bagaimana style burung membawakan lagu, intinya yang terbaik adalah yang selalu ada ditenggeran selama dilombakan, tidak nabrak – nabrak apalagi anjok ke dasar sangkar, setiap menabrak dinding sangkar akan mendapat pengurangan nilai 0,1 dan jika turun ke dasar sangkar akan dikurangi 0,3 untuk sekali anjlok, pengurangan nilai ditetapkan dari nilai gaya maksimal yang burung tsb peroleh, burung yang tampil konstan ditangkringan ditambah jalan – jalan ditengkrengan atau buka sayap akan menempati grade sedikit diatas yang nancep. Nilai gaya juga ditentukan oleh penampilan fisik siburung, maksudnya bagaimana kondisi bulu, kaki ada kecacatan fisik atau tidak burung yang cacat tidak akan mendapat nilai gaya maksimal. Burung yang selalu ada ditenggeran selama dilombakan tetapi hanya malas – malasan bekerja juga tidak akan mendapat nilai maksimal.
Nah, dengan melihat ilustrasi diatas diharapkan bisa menambah wawasan kita tentang kwalitas seekor burung, paling tidak kita menjadi lebih bijak dalam mensikapi setiap hasil lomba yang kita ikuti dengan memahami semua bobot nilai dengan segala kemungkinan semua burung mempunyai peluang untuk menjadi juara, sebagai contoh burung yang secara fisik cacat pun mempunyai peluang untuk menjadi juara, walaupun nilai gaya dan penampilan sudah dikurangi namun bagaimana nilai gaya dan aspek lain tetap mendominasi, kita harus melihat nilai secara keseluruhan, tidak hanya satu dua aspek saja, tapi semua aspek harus kita cermati, diharapkan pula peserta tidak membanding – bandingkan lomba kala itu dengan lomba yang lain waktu, lain tempat, lain lawan bahkan lain event organizer yang tentu mempunyai pakem penilaian yang tidak sama. Dan yang perlu diketahui bahwa tugas juri papburi bukan menjuarakan burung tetapi mengobservasi kinerja burung sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat Kami tidak pernah mengatakan kami yang terbaik akan tetapi kami siap belajar dari berbagai kesalahan karena itu memang suatu proses pembelajaran unyuk menjadi lebih baik di masa mendatang, karena tanpa berbuat salah berarti kita tidak pernah pula belajar sesuatu,”Mistake is a side product of learning”, kesalahan adalah product samping dari proses pembelajaran.
Sumber : Papburi Jogya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar