Apabila kita membicarakan dunia burung berkicau maka tidak bisa dipisahkan dari kata hobi. Karena memang pada awalnya para kicaumania memelihara burung berkicau hanya sekedar hobi untuk mendengarkan nyanyian yang dilantunkan oleh sang burung ocehan tersebut atau hanya sebagai hiasan bila tidak didengarkan lagunya tetapi hanya dipandang warna bulunya yang menarik atau unik.
Seiring berjalannya waktu bagi sebagian kicaumania memelihara burung berkicau tidak hanya sebatas hobi rumahan saja tetapi juga berkeinginan untuk beternak bila ocehan tersebut dapat diternak dan bagi sebagian kicaumania yang lain ingin menurunkan ocehannya ke arena lomba atau kontes burung berkicau.
Tidak sedikit pula kicaumania yang ocehannya sering menggondol gelar juara di arena lomba atau kontes burung berkicau akhirnya menjadikan jagoannya tersebut sebagai indukan untuk diternak dengan harapan dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Salah satunya adalah Tukimin.
Pada awalnya Tukimin adalah kicaumania yang sering turun ke arena lomba burung burung berkicau dan suatu ketika pernah membawa kenari Yorkshire ke arena lomba burung berkicau untuk dilombakan di kelas kenari. Saat itulah awal Tukimin bermain kenari dan baru pada sekitar tahun 2005 Tukimin memulai ternak kenari dimana saat itu induk jantannya menggunakan kenari AF sedangkan induk betinanya menggunakan kenari betina lokal dan AF. “ Sekitar tahun 2006 saya pernah menghasilkan anakan kenari F2 Yorkshire dan laku terjual seharga Rp 500 ribu “ kata Tukimin kepada Papburi Solo di rumahnya yang beralamat di Desa Dukuh Kelurahan Dukuh Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.
Untuk saat ini Tukimin menggunakan indukan jantan yang terdiri dari seekor kenari AF pernah juara di lomba burung berkicau, seekor kenari F2, dan lima ekor kenari AF. Sedangkan induk betinanya menggunakan 15 ekor kenari lokal, dua ekor kenari AF, dan dua ekor kenari betina F1.
Karena Tukimin menggunakan salah satu indukan yang pernah juara di lomba burung berkicau, maka anakan kenari yang dihasilkan diberi sebutan anakan trah. “ Yang dimaksud anakan trah adalah anakan kenari yang berasal dari salah satu induk yang pernah juara di arena lomba burung bekicau “ jelas Tukimin kepada Papburi Solo saat ditanya maksud istilah anakan trah.
Untuk harga anakan kenari hasil breedingnya, Tukimin memberi harga Rp 125 ribu untuk anakan kenari lokal, untuk anakan kenari AF dibandrol antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, sedangkan harga anakan kenari AF trah diberi harga antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu.
“Pembeli anakan kenari saya sementara ini masih lingkup dekat “ jawab Tukimin saat ditanya Papburi Solo tentang pembeli anakan kenarinya. Sebelum menutup pembicaraan dengan Papburi Solo Tukimin mengingatkan anakan kenari hasil breedingnya menggunakan ring TKM-DK. “ Jangan lupa saya menggunakan ring TKM- DK “ ingat Tukimin kepada Papburi Solo.
Kamis, 28 Juli 2011
Jumat, 08 Juli 2011
' DUA DEWI ' Semakin Menawan
Diversifikasi usaha merupakan salah satu strategi bisnis atau dagang seseorang untuk memperluas pangsa pasarnya di samping tentu saja untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. Diversifikasi usaha atau melakukan perdagangan lebih dari satu jenis usaha dapat dilakukan oleh pebisnis yang mempunyai insting atau naluri dagang yang kuat selain mempunyai perhitungan yang akurat tentang dunia usaha baru yang akan dilakukannya.
Hery Widada merupakan salah seorang pebisnis yang masuk dalam kriteria tersebut dimana sebelumnya Hery Widada telah menekuni bisnis kuliner dengan mempunyai beberapa kedai ayam goreng dan ayam bakar baik di Klaten maupun di Yogyakarta dan mulai tahun 2008 Hery Widada mencoba peruntungannya di dunia breeding kenari. Bahkan baru baru ini Hery Widada terpilih dan dipercaya untuk memimpin Paguyuban Penggemar Burung Kenari Klaten yang akan mengawali kiprahnya pada event Grand Launching Perdana Papburi Klaten pada tanggal 17 Juli 2011
Dunia perburungan bagi Hery Widada bukanlah hal baru karena sudah sejak tahun 1993 Hery Widada sudah berkecimpung di dunia burung berkicau atau ocehan dimana saat itu salah satu ocehan yang dipeliharanya adalah burung kenari. Sering pula Hery Widada membawa burung ocehan andalannya untuk turun ke berbagai arena lomba burung berkicau, sehingga dapat dikatakan Hery Widada ini selain penggemar atau penghobi burung berkicau juga merupakan pemain ocehan yang sering mengikuti lomba burung berkicau.
Pada awal beternak kenari yaitu pada tahun 2008 tersebut Hery Widada menggunakan dua ekor kenari lokal sebagai pejantan dan tiga ekor kenari betina lokal sebagai induk betinanya. Penggunaan kenari lokal sebagai indukan jantan tersebut hanya bertahan selama satu bulan karena setelah itu Hery Widada menggunakan kenari impor jenis Yorkshire sampai sekarang ini. Sedangkan induk betinanya menggunakan kenari betina lokal, AF, dan kenari betina F1.” Apabila anakan kenari berjenis kelamin betina maka anakan kenari tersebut tidak saya jual karena akan saya pakai sendiri untuk indukan “ jelas Hery Widada kepada Papburi Solo.
Setelah breeding kenarinya berjalan beberapa tahun dan menampakkan hasil maka Hery Widada saat ini mempunyai tiga ekor Yorkshire, seekor kenari F3, dan seekor kenari F1 sebagai pejantannya. Sedangkan induk betinanya sekarang terdiri dari enam ekor kenari betina local, 15 ekor betina F1, dan 25 ekor kenari betina AF. Setiap bulannya peternakan kenari milik Hery Widada ini menghasilkan rata-rata sekitar 25 anakan kenari.
Untuk masalah harga Hery Widada menentukannya berdasarkan persilangan indukannya yaitu untuk anakan kenari hasil persilangan induk AF dengan F1 dan dari indukan AF dengan F3 dihargai minimal Rp 500 ribu, sedangkan untuk anakan kenari F1 dihargai antara Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu. Untuk anakan trah seharga Rp 750 ribu, sedangkan untuk F2 diberi harga antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 1.250.000.
Selain beternak, Hery Widada juga memaster anakan kenarinya dimana master yang dipakai adalah Blackthrout, Prenjak, Ciblek, dan Gelatik Wingko. Sampai sekarang Hery Widada masih mengikuti lomba burung berkicau, dan bisnis kulinernya pun masih berjalan. Inilah diversifikasi usaha ala Hery Widada yang memakai ring DUA DEWI untuk anakan kenari dari peternakannya.
Bagi yang berminat, baik terhadap anakan kenari atau kenari isian maupun ayam goreng dan ayam bakar Hery Widada, Papburi Solo mempersilakan untuk menghubungi Hery Widada dengan alamat Jln Kasatriyan, Daguran, Klaten Selatan.
Semoga sukses bos ...
Hery Widada merupakan salah seorang pebisnis yang masuk dalam kriteria tersebut dimana sebelumnya Hery Widada telah menekuni bisnis kuliner dengan mempunyai beberapa kedai ayam goreng dan ayam bakar baik di Klaten maupun di Yogyakarta dan mulai tahun 2008 Hery Widada mencoba peruntungannya di dunia breeding kenari. Bahkan baru baru ini Hery Widada terpilih dan dipercaya untuk memimpin Paguyuban Penggemar Burung Kenari Klaten yang akan mengawali kiprahnya pada event Grand Launching Perdana Papburi Klaten pada tanggal 17 Juli 2011
Dunia perburungan bagi Hery Widada bukanlah hal baru karena sudah sejak tahun 1993 Hery Widada sudah berkecimpung di dunia burung berkicau atau ocehan dimana saat itu salah satu ocehan yang dipeliharanya adalah burung kenari. Sering pula Hery Widada membawa burung ocehan andalannya untuk turun ke berbagai arena lomba burung berkicau, sehingga dapat dikatakan Hery Widada ini selain penggemar atau penghobi burung berkicau juga merupakan pemain ocehan yang sering mengikuti lomba burung berkicau.
Pada awal beternak kenari yaitu pada tahun 2008 tersebut Hery Widada menggunakan dua ekor kenari lokal sebagai pejantan dan tiga ekor kenari betina lokal sebagai induk betinanya. Penggunaan kenari lokal sebagai indukan jantan tersebut hanya bertahan selama satu bulan karena setelah itu Hery Widada menggunakan kenari impor jenis Yorkshire sampai sekarang ini. Sedangkan induk betinanya menggunakan kenari betina lokal, AF, dan kenari betina F1.” Apabila anakan kenari berjenis kelamin betina maka anakan kenari tersebut tidak saya jual karena akan saya pakai sendiri untuk indukan “ jelas Hery Widada kepada Papburi Solo.
Setelah breeding kenarinya berjalan beberapa tahun dan menampakkan hasil maka Hery Widada saat ini mempunyai tiga ekor Yorkshire, seekor kenari F3, dan seekor kenari F1 sebagai pejantannya. Sedangkan induk betinanya sekarang terdiri dari enam ekor kenari betina local, 15 ekor betina F1, dan 25 ekor kenari betina AF. Setiap bulannya peternakan kenari milik Hery Widada ini menghasilkan rata-rata sekitar 25 anakan kenari.
Untuk masalah harga Hery Widada menentukannya berdasarkan persilangan indukannya yaitu untuk anakan kenari hasil persilangan induk AF dengan F1 dan dari indukan AF dengan F3 dihargai minimal Rp 500 ribu, sedangkan untuk anakan kenari F1 dihargai antara Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu. Untuk anakan trah seharga Rp 750 ribu, sedangkan untuk F2 diberi harga antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 1.250.000.
Selain beternak, Hery Widada juga memaster anakan kenarinya dimana master yang dipakai adalah Blackthrout, Prenjak, Ciblek, dan Gelatik Wingko. Sampai sekarang Hery Widada masih mengikuti lomba burung berkicau, dan bisnis kulinernya pun masih berjalan. Inilah diversifikasi usaha ala Hery Widada yang memakai ring DUA DEWI untuk anakan kenari dari peternakannya.
Bagi yang berminat, baik terhadap anakan kenari atau kenari isian maupun ayam goreng dan ayam bakar Hery Widada, Papburi Solo mempersilakan untuk menghubungi Hery Widada dengan alamat Jln Kasatriyan, Daguran, Klaten Selatan.
Semoga sukses bos ...
( Program Ring Papburi Solo - Periode. I th 2011 )
Heri Widada SR
Jln Kasatriyan, Daguran, Klaten Selatan.
telp. 085878355858
Langganan:
Postingan (Atom)