Kamis, 28 Juli 2011

Ring TKM-DK Siap Ramaikan Pasar

Apabila kita membicarakan dunia burung berkicau maka tidak bisa dipisahkan dari kata hobi. Karena memang pada awalnya para kicaumania memelihara burung berkicau hanya sekedar hobi untuk mendengarkan nyanyian yang dilantunkan oleh sang burung ocehan tersebut atau hanya sebagai hiasan bila tidak didengarkan lagunya tetapi hanya dipandang warna bulunya yang menarik atau unik.
Seiring berjalannya waktu bagi sebagian kicaumania memelihara burung berkicau tidak hanya sebatas hobi rumahan saja tetapi juga berkeinginan untuk beternak bila ocehan tersebut dapat diternak dan bagi sebagian kicaumania yang lain ingin menurunkan ocehannya ke arena lomba atau kontes burung berkicau.
Tidak sedikit pula kicaumania yang ocehannya sering menggondol gelar juara di arena lomba atau kontes burung berkicau akhirnya menjadikan jagoannya tersebut sebagai indukan untuk diternak dengan harapan dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Salah satunya adalah Tukimin.
Pada awalnya Tukimin adalah kicaumania yang sering turun ke arena lomba burung burung berkicau dan suatu ketika pernah membawa kenari Yorkshire ke arena lomba burung berkicau untuk dilombakan di kelas kenari. Saat itulah awal Tukimin bermain kenari dan baru pada sekitar tahun 2005 Tukimin memulai ternak kenari dimana saat itu induk jantannya menggunakan kenari AF sedangkan induk betinanya menggunakan kenari betina lokal dan AF. “ Sekitar tahun 2006 saya pernah menghasilkan anakan kenari F2 Yorkshire dan laku terjual seharga Rp 500 ribu “ kata Tukimin kepada Papburi Solo di rumahnya yang beralamat di Desa Dukuh Kelurahan Dukuh Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.
Untuk saat ini Tukimin menggunakan indukan jantan yang terdiri dari seekor kenari AF pernah juara di lomba burung berkicau, seekor kenari F2, dan lima ekor kenari AF. Sedangkan induk betinanya menggunakan 15 ekor kenari lokal, dua ekor kenari AF, dan dua ekor kenari betina F1.
Karena Tukimin menggunakan salah satu indukan yang pernah juara di lomba burung berkicau, maka anakan kenari yang dihasilkan diberi sebutan anakan trah. “ Yang dimaksud anakan trah adalah anakan kenari yang berasal dari salah satu induk yang pernah juara di arena lomba burung bekicau “ jelas Tukimin kepada Papburi Solo saat ditanya maksud istilah anakan trah.
Untuk harga anakan kenari hasil breedingnya, Tukimin memberi harga Rp 125 ribu untuk anakan kenari lokal, untuk anakan kenari AF dibandrol antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu, sedangkan harga anakan kenari AF trah diberi harga antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu.









“Pembeli anakan kenari saya sementara ini masih lingkup dekat “ jawab Tukimin saat ditanya Papburi Solo tentang pembeli anakan kenarinya. Sebelum menutup pembicaraan dengan Papburi Solo Tukimin mengingatkan anakan kenari hasil breedingnya menggunakan ring TKM-DK. “ Jangan lupa saya menggunakan ring TKM- DK “ ingat Tukimin kepada Papburi Solo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar