Pemasteran burung ( khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
- Burung dapat melagukan suara persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
- Burung mampu menirukan suara lain namun tidak persis seperti masternya
- Burung mampu merangkai suara masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
- Kombinasi suara asli dengan suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Contoh di atas mempunyai nilai yang lebih daripada tanpa masteran sama sekali, tentunya ini berkaitan dengan juri dalam menilai.
Penekanan terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan seperti contoh di bawah :
No. | Volume | Variasi Lagu | Panjang / Pendek Lagu | Kerajinan | Penampilan / Gaya | Total |
A1 | 7.2 | 7.3 | 6.5 | 7 | 6.8 | 34.8 |
A2 | 7 | 7.6 | 6.4 | 6.8 | 7 | 34.8 |
Maka pemenangnya adalah no: A2
Dalam lomba Papburi memang dicari burung burung hasil pemasteran karena selain menghargai jerih payah pemaster juga memberikan nuansa lain karena banyaknya jenis kenari, dengan ini juga dapat diketahui kemampuan keturunan berkualitas dari berbagai penangkaran. Banyaknya jenis penangkaran inilah akhirnya turut andil menyumbang suara suara baru ataupun alunan lagu asing yang kadang membuat semuanya terkesima