Jumat, 08 Maret 2013

Lomba Burung ala Papburi

Seperti kita ketahui bersama bahwa dalam lomba burung berkicau yang selama ini digelar di berbagai daerah, meskipun dengan bermacam-macam event organizer tetapi pada dasarnya sistem dan kriteria penilaian  menganut dua pakem penilaian yaitu pakem atau aturan yang dibuat oleh PBI ( even organizer lomba burung yang tertua di Indonesia ) dan pakem penilaian ala paguyuban penggemar burung kenari (Papburi).

 Lomba burung yang diselenggarakan Papburi ini ada beberapa hal yang membedakannya dengan lomba burung yang diselenggarakan oleh PBI maupun even organizer yang menganut pakem penilaian PBI , yaitu misalnya lomba burung berkicau yang diselenggarakan oleh 

Papburi  menganut sistem lomba non teriak ( pemilik maupun penonton tidak boleh berteriak dalam mensuport burung yang sedang dilombakan ), kemudian juri,pemilik maupun penonton dalam mengamati burung yang dilombakan juga dalam posisi duduk ( bedanya adalah kalau juri dalam menilai burung yang dilombakan duduk di kursi sedangkan pemilik atau penonton duduk lesehan di tikar yang sudah disediakan oleh panitia ). Juga dalam hal gantangan ,memang sama-sama berbentuk persegi panjang, tetapi di dalam lomba yang diselenggarakan oleh  Papburi semua burung yang digantang menempati posisi pinggir yang berdekatan dengan penonton ( tidak ada burung yang digantang di posisi tengah karena memang gantangan dibuat supaya semua burung digantang di posisi pingir )

Dalam hal penilaian, lomba atau kontes burung berkicau yang diselenggarakan oleh Papburi menganut sistem semua peserta dinilai oleh empat orang juri dimana penilaian dilakukan terhadap sepuluh burung pertama kemudian sepuluh burung berikutnya ( tiap sesi penyisihan digantang sepuluh burung untuk penilaian untuk masing-masing jenis burung yang dilombakan  ). Setelah semua peserta dinilai kemudian diambil sepuluh nilai tertinggi untuk masuk ke babak final sesuai dengan jenis burung yang dilombakan.Misalnya kelas anis merah jumlah peserta 50 burung jadi ada lima sesi penyisihan ( anis merah A –anis merah E ) dan diambil 10 nilai tertinggi untuk masuk final kelas anis merah dan dari final dapat ditentukan juara 1 sampai dengan juara 10 berdasarkan nilai dari yang tertinggi. Tiap sesi penyisihan waktu penilaian standard adalah 10 menit ( bila gantangan berisi 10 burung ).Bila gantangan kurang dari 10 burung maka waktu penilaian menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dalam waktu penilaian sesi penyisihan, tiap lima menit juri bergeser atau pindah posisi agar bisa menilai dari tempat yang berbeda, sehingga dalam sesi penyisihan ini juri bergeser atau pindah posisi sekali. Sedangkan untuk babak final waktu penilaian adalah 15 menit dimana tiap lima menit juri bergeser atau pindah posisi,sehingga dalam babak final ini juri pindah posisi sebanyak dua kali.

Adapun kriteria atau hal-hal yang dinilai terhadap burung peserta lomba yang diselenggarakan oleh Papburi  adalah prioritas pertama adalah variasi/irama lagu dimana aspek ini mempunyai bobot nilai yang tinggi ( nilai max 9 ), kemudian aspek panjang/pendek lagu ( nilai max 8 ), disusul aspek volume suara, aspek kerajinan bunyi, dan aspek gaya/penampilan ( nilai max 7 ).Jadi total ada lima aspek yang dinilai.
Dengan kriteria penilaian seperti itu diharapkan dapat menilai berbagai aspek yang ada pada seekor burung sehingga nantinya dapat dihasilkan seekor burung juara yang memang betul-betul memenuhi kriteria secara keseluruhan tidak hanya unggul dalam satu atau dua aspek saja. Tetapi karena juri yang bertugas memberi nilai hanyalah seorang manusia biasa yang saat bertugas tidak dilengkapi alat khusus sehingga akurasi penilaiannya tidak bisa 100% sehingga bila akurasi penilaiannya mencapai 70% atau maksimal 90% bisa dikatakan juri tersebut memadai untuk bertugas memberikan penilaian dalam lomba burung yang diselenggarakan oleh Papburi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar